Senin, 07 Januari 2013

berbakti kepada kedua orang tua

Perjuangan menggwndong beban selama 9 bulan sangatlah berat, namun perjuangannya belumlah selesai sampai disitu. Masih ada hari-hari selanjutnya untuk meneruskan perjuangan. apapun rela ia lakukan bahkan ia mempertaruhkan nyawanya demi melihat sang buah hati lahir dengan selamat dan sehat. Dibalik rasa sakit setelah melahirkan ia tersenyum dengan penuh rasa syukur dan gembira karena  melihat buah hati yang ia idam-idamkan selama ini,

yang ia gendong selama sembilan bulan tanpa pernah ia letakkan barang sedetikpun akhirnya untuk pertama kalinyahadir di dunia. Itulah perjuangan awal seorang ibu. sementara sang ayah dengan semangat mencari rezeki demi memenuhi kebutuhan keluarga, tak jarang sang ayah mencari dana tambahan untuk membeli susu demi tercukupinya gizi sang buah hati. Mungkin ada sebagian anak yang gizinya tidak tercukupi akibat tidak terbelinya susu, namun kita semua yakin bahwa itu bukanlah kkemauan dari orangtua kita, namun mungkin keadaan ekonomilah yang tidak memungkikan untuk membeli kebutuhan-kebutuhan itu. bahkan banyak ibu-ibu di pedesaan rela meminum jamu yang pahit rasanya agar air asi yangdihasilkan bergizi tinggidemi terpenuhinya kebutuhan gizisang buah hati. perjuangan orang tua belumlah selesai sampai disitu, mereka terus memikirkan kebutuhan sang anak mulai dari makanan, minuman, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Dan semua itu tentunya menambah anggaran keluarga. sang ibu tidak mengeluh sedikitpun walau etiap malam sang bayi menngis, ngompol, bahkan buang air saat berada dipangkuannya, beliau dengan sabar dan senang hati memperlakukan sang bayi sebaik mungkin. Begitu juga sang ayah, tidak mengeluh jika anggaran rumah tangga membengkak bahkan beliau lebih bersemangat bekerja ketika mengingat buah hatinya. bekera membanting tulang demi tercukupinya kebutuhan keluarga.


Sedemikian rupa perjuangan kedua orang tua kita namun betapa mirisnya ketika kita melihat masih banyak anak-anak yang menganggap sepele kedua orang tuanya,berkata kata kasar, membentak,
bahkan sampai menggunakan fisik jika merasa tidak puas dengan kedua orang tuanya. di dalam islam anak yang seperti ini disebut anak "DURHAKA". di dalam islam kita berkata "ah" kepada orangtua itu saja hukumnya adalah dosa besar, apalagi ketika kita sampai membentak, berkata-kata kasar bahkan sampai beradu fisik. "Na'udzbillah".

kedua orang tua berjuang sekuat tenaga mulai kita bayi hingga kita dewasa, berjuang mencari rezeki untuk menyekolahkan kita supaya kita mendapat pendidikan yang layak. orang tua sangat senang ketika anaknya sukses, bukan berarti mereka mengharapkan imbalan dari kesuksesan anaknya tetapi mereka sudah merasa senang ketika anaknya senang, betapa mulianya oraang tua kita. Bahkan di dalam islam dijelaskan bahwa restu / ridho tuhan adalah ridho orang tuamu dan murka orang tua berarti murka tuhan pula. betapa tingginya derajat kedua orang tua kita dimata tuhan. maka akan mustahil jika kita durhaka kepada kedua orang tua lalu kita memohon diberikan kesuksesan, sedangkan restu tuhan bergantung kepada restu kedua orang tua kita (selama orang tua kita berada dijalan yang benar yang direstui oleh allah).

Maka perlakukanlah kedua orang tua kita bak sebagai raja dan ratu, turuti perintah dan saran mereka (selama itu tidak kelar dari jalan yang benar/masih dalam norma agama), buat merek bahagia. doakan meereka jadilah kita sebagai anak yang menghiasi hidup mereka, permata dimata mereka yang membuat rindu ketika jauh dan membuat tentram ketika dekat. dengan begitu hidup akan  terasa harmonis, kedua orang tua akan senang, dan allah mudah-mudahan meridhoi kita sehingga apa yang kita cita-citakan dapat tercapai.... (surga dibawah telapak kaki ibu)

0 komentar:

Posting Komentar